BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia
merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam
lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah
makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan
sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai
dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang
dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat,
kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah (nomad),
kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus
berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat
manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros,
konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan
daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi
kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar
didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan
setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan
daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya
dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas
lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia
secara sadar ataupun tidak menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan
lingkungan. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain
oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh
gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan
bahkan manusia. Lahar dan batu-batu besar dapat merubah bentuk muka bumi.
Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya.
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar
yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya.
Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat
dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas
manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi
manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan.
Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan.
Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun Negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri.
Akibat
selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.Pencemaran lingkungan terbagi atas
tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran
air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran
udara, air dan tanah sudah sangat kritis
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Konservasi
Air Tanah
Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan
batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam.
Dengan definisi tersebut, kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian
zona air tanah menjadi dua zona besar:
1. Zona
air berudara (zone of aeration)
Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zona ini terdapat tiga lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler
Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zona ini terdapat tiga lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler
2. Zona
air jenuh (zone of saturation)
Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang relatif tak terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau aquifer bebas.
Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang relatif tak terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atau aquifer bebas.
Asal Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, antara lain sebagai berikut.
Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, antara lain sebagai berikut.
1. Rongga-rongga
dalam tanah akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin.
2. Rongga-rongga
dalam tanah yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
3. Retakan-retakan
pada lapisan tanah yang terjadi pada musim kemarau, dan pada waktu musim hujan
menjadi sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
4. Pori-pori
tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak
daripada tanah yang pejal.
5. Rongga-rongga
akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
Kedalaman Air Tanah
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan kedalaman air tanah adalah sebagai berikut.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan kedalaman air tanah adalah sebagai berikut.
1. Permeabilitas
Tanah
Permeabilitas tanah adalah tingkat kemampuan lapisan batuan atau kemampuan tanah dalam menyerap air. Hal ini ditentukan oleh besar kecilnya pori-pori batuan penyusun tanah. Semakin besar pori-pori batuan, semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut. Lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air disebut lapisan kedap air atau impermeable dan yang dapat ditembus air disebut lapisan lolos air atau permeable.
Permeabilitas tanah adalah tingkat kemampuan lapisan batuan atau kemampuan tanah dalam menyerap air. Hal ini ditentukan oleh besar kecilnya pori-pori batuan penyusun tanah. Semakin besar pori-pori batuan, semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut. Lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air disebut lapisan kedap air atau impermeable dan yang dapat ditembus air disebut lapisan lolos air atau permeable.
2. Kemiringan
Lereng
Kemiringan lereng atau topografi curam menyebabkan air yang lewat sangat cepat sehingga air yang meresap sangat sedikit.
Kemiringan lereng atau topografi curam menyebabkan air yang lewat sangat cepat sehingga air yang meresap sangat sedikit.
Macam-Macam Air Tanah
1. Air
Bawah tanah
Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur.
Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur.
2.
Geiser
Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan, maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis, maka geiser akan berhenti. Geiser banyak terdapat di Eslandia, Selandia Baru dan Taman nasional Yellowstone, USA. Di Indonesia juga ada sumber-sumber air yang memancarkan air panas ke permukaan bumi, misalnya di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan di Kuwu, Purwodadi (Jawa Tengah).
Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air, karena uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan, maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis, maka geiser akan berhenti. Geiser banyak terdapat di Eslandia, Selandia Baru dan Taman nasional Yellowstone, USA. Di Indonesia juga ada sumber-sumber air yang memancarkan air panas ke permukaan bumi, misalnya di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan di Kuwu, Purwodadi (Jawa Tengah).
3. Travertin
Travertin adalah endapan kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh mata air. Pada umumnya mata air travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indonesia terdapat di Pegunungan seribu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat.
Travertin adalah endapan kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh mata air. Pada umumnya mata air travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indonesia terdapat di Pegunungan seribu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat.
4. Sungai
Bawah Tanah
Air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara di laut.
Air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara di laut.
Sifat-Sifat Air Tanah
Air
tanah secara umum mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, khususnya dari segi
bakteriologis, namun dari segi kimiawi air tanah mempunyai beberapa
karakteristik tertentu tergantung pada lapisan kesadahan, kalsium, magnesium,
sodium, bikarbonat, pH dan lain-lainnya.
Manfaat Air Tanah
Manfaat air tanah bagi kehidupan, antara lain:
Manfaat air tanah bagi kehidupan, antara lain:
1. Merupakan
bagian yang penting dalam siklus hidrologi
2. Menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan
3. Merupakan persediaan air bersih secara alami
4. Untuk keperluan hidup manusia (minum, memasak dan mencuci)
5. Untuk keperluan industri (industri tekstil dan industri farmasi)
6. Untuk irigasi pada sektor pertanian
2. Menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan
3. Merupakan persediaan air bersih secara alami
4. Untuk keperluan hidup manusia (minum, memasak dan mencuci)
5. Untuk keperluan industri (industri tekstil dan industri farmasi)
6. Untuk irigasi pada sektor pertanian
Kerusakan sumber air
Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam mempengaruhi ketersediaan sumber air. Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya permasalahan adalah:
1. Pertumbuhan
industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman
penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.
2. Pemakaian
air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh
sumber air.
3. Perlu
perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam
pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.
Pelestarian Air tanah
Untuk menjaga agar kelestarian
air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Konsep
reduce (menghemat) yaitu penggunaan air tanah yang diatur sesuai kebutuahan.
Untuk menyiram tanaman tidak mengunakan air tanah sebaiknya menggunakan air
permuakan (sungai/danau/waduk).
2. Konsep
reuse (menggunakan) yaitu menggunakan air tanah yang sesuai dengan kebutuhan
dan tidak berlebihan serta penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai
harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.
3. Konsep
recovery (mefungsikan) yakni memfungsikan kembali tampungan-tampungan air
dengan cara melestarikan keberadaan situ dan danau serta menjaga fungsi hutan
agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air.
4. Konsep
recycle (mengelolah) adalah mengolah air limbah menjadi air bersih dengan
menggunakan metode kimiawi sehingga layak digunakan lagi dan memperketat
pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air
tanah.
5. Konsep
recharge (mengisi) adalah konsep memasukkan air hujan ke dalam tanah dan ini
dapat dilakukan dengan cara membuat sumu resapan atau lubang biopori.
2. Konsep Energi Air Tanah
Kedudukan Air di dalam Tanah
Air di dalam tanah menempati ruang pori, jika semua ruang
pori terisi air maka tanah dalam keadaan jenuh. Sebaliknya, jika tanah
mengalami pengeringan sebagian ruang pori akan terisi udara dan
sebagian lainnya masih terisi air, dalam keadaan ini dikatakan tidak jenuh.
Kandungan air
massa ”W” dapat dinyatakan dalam satuan persen, jadi:
Mc = massa air
dalam
tanah; Tb
= tanah dalam keadaan basah
Mp = massa
padatan
tanah; Tk
= tanah kering
Kandungan air
volume ”Ө” merupakan nisbah antara volume air dalam tanah dengan volume tanah:
Ө = (Vc/Vt) x 100%
Energi Air Tanah
Air mempunyai 2
macam energi yaitu energi kinetik (Ek) dan energi potensial(Ep). Ek = ½ m.v2 (m=
massa, v= kecepatan)
Ep
= m.g.h (h= kedudukan air baku, g= gravitasi)
Konsep Air Tersedia
Kapasitas penyimpanan air ”KPA” adalah jumlah air
maksimum yang dapat disimpan oleh suatu tanah. Keadaan ini dapat dicapai jika
tanah diberi air pada tanah sampai terjadi kelebihan air, setelah itu airnya
dibuang. Jika proses kehilangan air terus berlangsung dengan pengaruh gaya
gravitasi, pada akhirnya kandungan air tanah sedemikian rendahnya sehingga
energi potensialnya sangat tinggi dan mengakibatkan tanaman tidak mampu
menggunakan air tanah tersebut. Hal ini ditandai dengan layunya tanaman terus
menerus. Pada keadaan ini disebut Titik Layu Permanen (Permanent Wilting Point).
Air tanah yang berada diantara kapasitas lapang dan titik layu merupakan air
yang dapat digunakan oleh tanaman, air ini disebut Air Tersedia( Available Water).
Cara pengukuran status energi air tanah dapat dilakukan
di laboratorium yaitu dengan memberi tekanan atau isapan tertentu pada tanah
sampai terjadi keseimbangan antara tekanan air dalam tanah dengan tekanan
tersebut, kemudian bandingkan dengan kandungan air tanah dalam kurva. Untuk
potensial matriks rendah, yaitu sampai dengan ψm = -30 kPa, pada umumnya dilakukan
dengan metode isapan (suction) menggunakan corong keramik berpori (Sintered
funnell). Pengukuran di lapangan dapat menggunakan alat
yang disebut ”Tensiometer”.
Pergerakan Air Tanah
Dalam hubungannya dengan pergerakan air di dalam media
berpori ini, Henry Darcy, membuat saringan dari pasir dan mendapatkan persamaan
yang kemudian dikenal dengan ”Hukum Darcy”. Jumlah air yang mengalir melalui
penampang kolom persatuan waktu disebut kerapatan aliran (fluk density) q,
jadi:
q = Q/A, Q =
V/t
q = V/A.t
jika masukan
sifat tanah dalam interaksinya dengan aliran ”K”, maka menjadi:
K disebut
koduktivitas hydraulik dan tanda (-) menunjukkan bahwa air bergerak dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Pada umumnya koduktivitas hidraulik akan
menurun dengan menurunnya konsentrasi elektrolit di dalam larutan. Hal ini
disebabkan oleh adanya pembengkakan dan dispersi. Adanya udara terkurung di
dalam pori juga dapat mempengaruhi konduktivitas hidraulik. Jika dimasukkan
cairan yang dapat mempengaruhi aliran , maka
Dimana
: K = konduktivitas
hidraulik
k =
permeabilitas tanah
ρ = bobot
jenis cairan (g/cm3)
v =
viskositas cairan (dyne det/cm)
pergerakkan
pada air tak jenuh pada dasarnya sama dengan air jenuh. Namun konduktivitas
hidraulik dipengaruhi oleh kandungan air tanah.
3. Hubungan Air Tanah dengan Tanaman
Penggunaan
Air Oleh Tanaman
Sistem
akar tanaman harus memberikan suatu tensi (tekanan) negatif untuk mengekstrak
air dari tanah. Tensi harus setara dengan tensi yang memegang air dalam
tanah. Sebagai contoh, jika air dalam tanah ada pada 0.3 bar
(sekitar kapasitas lapang), tanaman harus memberikan
sekurang-kurangnya 0,3 bar tensi negatif (-0,3
bar). Pada titik layu, maksimum tensi negatif yang tanaman berikan
diimbangi dengan tensi air tanah.
Pada
titik ini tanaman tidak dapat lagi mengekstrak air dari tanah dan akan
mengalamistres secara permanen. Ada beberapa faktor yang menentukan kapan, dimana,
dan berapa banyak air akan digunakan tanaman. Faktor-faktor ini
meliputi kebutuhan air tanaman harian sebagai dipengaruhi oleh kondisi-kondisi iklim dan stadia
pertumbuhan, kedalaman akar tanaman, dan kualitas tanah dan air.
Kebutuhan
Air Tanaman
Tanaman
mempunyai kebutuhan air yang berbeda pada stadia pertumbuhan yang
berbeda. Ketika tanaman muda ia kurang memerlukan air dari pada
ketika ia berada pada stadia reproduktif. Ketika tanaman mendekati
masak, kebutuhan airnya berhenti. Kurva-kurva sudah
dikembangkan yang memperlihatkan kebutuhan air harian bagi kebanyakan
tipe tanaman. Gambar 8 memperlihatkan kurva air tanaman khas.
Tanaman tahunan semacam alfalfa, mempunyai kurva penggunaan air tanaman
serupa dengan yang teradapat pada Gambar 8, kecuali kurva pemakaian air
tanaman mempunyai suatu penggunaan air tanaman berpolakan mata gergaji,
berhenti dengan tajam dengan tiap pemotongan dan secara perlahan-perlahan
meningkat hingga pemotongan berikutnya.
Kedalaman
Akar Tanaman
Kedalaman
akar tanaman menentukan kedalaman yang dengannya air tanah dapat
diekstrak. Tanaman muda hanya mempunyai akar-akar yang dangkal dan air
tanah yang lebih dalam dari kedalaman perakaran tidak digunakan
tanaman. Tanaman khasnya mengekstrak kira-kira 40 % dari kebutuhan
airnya dari seperempat teratas daerah perakarannya, kemudian 30 % dari
seperempat berikutnya, 20 % dari seperempat ketiga, dan 10 % seperempat
terbawah. Jadi, tanaman akan mengekstrak kira-kira 70 %
airnya dari setengah bagian atas penetrasi akar keseluruhannya.
Tabel 2 memperlihatkan kedalaman penetrasi akar dan 70 % ekstraksi air untuk
beberapa tanaman lapangan yang umum. Bagian lebih dalam daerah
perakaran dapat menyediakan persentase kebutuhan lebih tinggi jika bagian
lebih atas dikosongkan. Akan tetapi, ketergantungan pada penggunaan
air lebih dalam akan mengurangi pertumbuhan tanaman optimum.
Kualitas
Tanah Dan Air
Faktor
lain terhadap jumlah ketersediaan air tanah untuk tanaman adalah kualitas tanah
dan air. Untuk pertumbuhan tanaman baik, tanah harus mempunyai
ruang yang cukup untuk air dan pergerakan udara, dan untuk pertumbuhan
akar. Struktur tanah dapat diubah oleh praktek manajemen
tanah tertentu. Sebagai contoh, pengolahan tanah berlebihan dapat
memecahkan tanah agregat dan lalu lintas berlebihan dapat menyebabakan
kekompakan atau kepadatan tanah. Kedua praktek ini mengurangi
jumlah ruang pori dalam tanah dan dengan demikian mengurangi ketersediaan air
dan udara dan mengurangi ruang untuk perkembangan akar.
Kualitas
air juga penting untuk perkembangan tanaman. Air irigasi dengan kandu- ngan
tinggi garam terlarut adalah tidak tersedia untuk tanaman, jadi
kandungan air tanah lebih tinggi agar mempunyai air tersedia bagi tanaman.
Kenaikan kandungan garam air mengurang potensial untuk menggerakkan air dari
tanah ke akar-akar. Sejumlah air tambahan juga akan
diperlukan untuk mencuci garam dibawah daerah perakaran untuk mencegah penambahan dalam tanah.
Kualitas air yang rendah dapat mengurangi dapat mempengaruhi strucktur tanah.
4. Irigasi
Pengertian
Irigasi
Menurut peraturan pemerintah No. 23 / 1998 tentang
irigasi, bahwa Irigasi ialah usaha untuk penyedian dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian. Menurut PP No. 22 / 1998 irigasi juga termasuk dalam pengertian
Drainase yaitu : mengatur air terlebih dari media tumbuh tanaman atau petak
agar tidak mengganggu pertumbuhan maupun produksi tanaman. Sedangkan
Small dan Svendsen menyebutkan bahwa irigasi ialah : tindakan intervasi manusia
untuk mengubah aliran air dari sumbernya menurut ruang dan waktu serta mengolah
sebagian atau seluruh jumlah tersebut menaikkan produksi pertanian (http://zanius.blogspot.com).
Yang
dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian atau
berkaitan dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan
dan lain-lain usaha pertanian, rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama
menyangkut pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi-bagikan air ke
sawah-sawah secara teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan
lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita jumpai istilah irigasi
ini diganti dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara
istilah irigasi kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah
pengairan.
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan,
pembagian, dan pemberian air ke lahan usahatani (http://kuliahitukeren.blogspot.com).
Jaringan Irigasi
Menurut
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007, disebutkan bahwa jaringan
irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan,
dan pembuangan air irigasi.
Ada beberapa jenis jaringan irigasi
yaitu:
1.
Jaringan
irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas bangunan
utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan
bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2.
Jaringan
irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan
sadap, dan bangunan pelengkapnya.
3.
Jaringan
irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier,
saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta
bangunan pelengkapnya.
Tujuan
Irigasi
a. Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan
irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi
tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan prosentase
kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga mempunyai
tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
b. Tujuan irigasi secara tidak
langsung
Tujuan
irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha
pertanian melalui berbagai cara antara lain :
1.
Mengatur
suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan tidak
sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan cara
mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
2.
Membersihkan
tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsur unsur racun
dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah untuk
melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan.
3.
Memberantas
hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa direndam dan
tikus keluar, lebih mudah dibunuh.
4.
Mempertinggi
permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dinding dinding
saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk
mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.
5.
Membersihkan
buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip pengenceran karena
tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan berpengaruh sangat jelek
bagi pertumbuhan tanaman.
6.
Kolmatasi,
yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air berlumpur dan
akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi sehingga genangan
yang terjadi selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian dimungkcinkan adanya
usaha pertanian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Air
di bumi ini harus kita jaga dan kita gunakan sebagaimana mestinya agar
kebutuhan manusia akan air yang banyak dapat tercukupi. Kita pun harus
memperlakukan air dengan baik, karena air cerminan dari kepribadian kita. Jika
kita berlaku baik terhadap air, maka air yang kita konsumsi pun akan
menyehatkan.
Air
merupakan kebutuhan pokok manusia. Air yang bermacam-macam jenisnya, salah
satunya ialah air tanah. Air tanah adalah air yang
tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam. Pembahasan air tanah dalam
makalah ini meliputi konsep
energi air tanah, hubungan air tanah dengan tanaman, konservasi air tanah dan irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.
Metode Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-tanah-dan-air.html
Anonim. 2011.
Teknik Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui http://infront.web.id/394/teknik-konservasi-tanah-dan-air
Anonim. 2011.
Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui http://4antum.wordpress.com/2009/12/16/konservasi-tanah-dan-air/
http://novikhrnisa.blogspot.com/2013/04/makalah-hidrologi-sma-kelas-x-air-tanah.html?m=1
http://bosska.wordpress.com/green-lands/pelestarian-air-tanah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar